Di sudut itu kau mengerang tak kedengaran
Kau menangis sambil terdiam
Kau sakit namun tertawa riang
Derita di ritme udara tak kau rasakan
Aku terbawa arus ke dalam matamu
Berkelak-kelok mempersembahkan cerita
Aku terhanyut dalam tatap polosmu
Dongengi aku dengan pelangi meski sebenarnya sunyi
Aku bisa melihat tawa dan tangis sekaligus di matamu
Apa yang harus kulakukan untukmu dan keluguanmu…
Untuk membebaskanmu dari sudut jelaga di saat yang lain berpesta pora?
*Selalu benci melihat pemandangan di jalan itu. Benci karena belum bisa berbuat apa-apa untuk itu. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar