Selasa, 07 September 2010

Jangan meremehkan suatu hal sebelum anda benar-benar ahli :)

Sebenarnya gue menulis note ini semata-mata karena perasaan tersinggung dan 'ga mau diremehkan' belaka, bukannya berniat sombong, justru gue geregetan sama orang sombong yang bikin gue agak tersinggung, nyeredet hate kitulah (of course! I'm sundanese and Indonesian and proud of it :p).

Gue baru seminggu resmi manjadi mahasiswi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) prodi Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta, gue memilih jurusan ini bukan tanpa alasan, dari umur gue 6 tahun (gue kelas 2 sd) gue udah ngefans ama pelajaran ini, terus pas smp gue berubah haluan pengen jadi guru B.Inggris, pas SMA gue sempet kepikiran jadi guru SD atau guru BK sampe guru SLB (jadi kepikiran ambil jurusan PGSD atau BK atu PLB) tapi ketika detik-detik pengisian pilihan prodi buat daftar ujian di UNJ, guepun membulatkan tekad sebulat bola jabulani . Pilihan Pertama: Pendidikan B.Indonesia dan Pilihan Kedua: Pend. Bimbingan dan Konseling. Akhirnya sekarang gue di JBSI :) LAH?INI KENAPA JADI NGEDONGENG??

Ok, back to the topic. Setelah gue diterima di JBSI UNJ dan menjalani perkuliahan sebagai mahasiswi JBSI ada tiga orang yang mengomentari secara sarkas dan bikin gue jadi sedikit.. yah, ga enak hati, batin, jiwa, kalbu (lebee).

Orang Pertama: "Haha, b.ind mah sambil merem juga bisa"

Orang Kedua: "Guru b.ind? gajinya kan ntar kecil, bahasa sendiri.."

Orang Ketiga (ini di fb): "Culun"

Gue jujur aja, ngerasa agak tersinggung, sakit hati. Orang kedua bilang ntar gajinya kecil?Secara ga langsung bilang ngapain belajar bahasa sendiri? Gue percaya, profesi guru adalah profesi yang ga bisa diukur hanya dari jumlah gaji dan mengenai mempelajari bahasa sendiri.. Helloooo? Apa anda sudah merasa ahli dengan bahasa anda sendiri? Berati kata-kata itu juga bisa ditujukan buat guru agama dong? Ngapain belajar agama sendiri?. Ini bukan masalah bahasa sendiri atau agama sendiri, dalam bahasa sendiri maupun agama sendiri masih banyak banget hal buat dipelajari, jadi jangan merasa cukup hanya karena itu bahasa sendiri ataupun agama sendiri.

Orang pertama sama orang ketiga cukup terdengar meremehkan. Gue jadi penasaran sama orang-orang itu, yang bilang "sambil merem juga bisa" dan "culun" itu, berapa ya nilai UN Bahasa Indonesia mereka? Berapa nilai B.Ind mereka di rapor? Hmm.. mungkin selalu 100 makanya mereka mengganggap remeh pelajaran ini :p Gue jadi pengen nyuruh mereka baca buku Ilmu Linguistik Umum atau Apresiasi Sastra yang termasuk mata kuliah gue. Apa setelah baca itu mereka langsung jago atau malah mereka baca sambil merem juga bisa? :pSetelah itu masih ada Filologi, Morfologi, Semantik daaaan lain-lain.


Ok, mungkin mereka pintar di bidang lain tapi ga usah ngeremehin bidang lainnya kan?Pintar bukan berarti bebas ngejek pelajaran lain. Menurut gue, semua ilmu di dunia ini ga ada yang culun, semua punya keahliannya di bidang masing-masing. Ada yang bergelut di Ilmu Kedokteran, Psikologi, Teknik, Sosial, Politik, Hukum, Sains, Bahasa etc, semua punya ruang geraknya dan ga menjamin apakah si A yang jago banget fisika bisa lancar bikin puisi dalam jangka waktu 15 menit, ga menjamin apakah si B yang jago Sastra bisa lancar ngerjain 2 soal matematika dalam 15 menit. Ok, mungkin ada juga orang yang menguasai berbagai bidang, jenius tapi apa bener itu berarti 'semuaaaaa bidang' dia kuasai?. Setiap orang kan berbeda dan justru perbedaan itu indah asal jangan meremehkan pilihan orang lain (nganggep enteng). Gue menghormati pilihan-pilihan temen gue, ada yang di IT, Biologi, HI, Kesmas, Ekonomi, Gizi, PGSD, fisika de el el. Dan gue jelas ga berhak ngomong pilihan mereka culun karena belum tentu gue menguasai bidang-bidang itu.

So guys, pikir dulu sebelum mengomentari orang maupun pilihan orang, kecuali anda superduperpertfecto. Pikirin perasaan orang lain. Sesuatu yang anda remehkan bisa balik menyerang anda sendiri (yeaa, who knows?)

from nothing to something

from nobody to somebody

from zero to hero. beybeh

Sekian.

No offense.