"Apa bedanya kesetiaan sama kebodohan?" Ujar salah satu temen gue pas di kelas.
Awalnya gue ga setuju sama pendapat dia, kalo ga ada yang namanya kesetiaan, lo mungkin ga ada di dunia ini, mungkin banyak orang yang ga bahagia. Apalagi kesetiaan sama Tuhan, itu mah wajib.
Apa coba artinya cinta kalo ga ada kesetiaan di dalamnya *ck, kenapa jadi dangdut begini? -_-*
Tapi setelah beberapa saat gue berpikir dan mempertimbangkan banyak hal, gue rasa dia ada benarnya dalam beberapa konteks.
Dalam konteks ketika seseorang setia menunggu orang lain yang sudah jelas-jelas ingin pergi... bukankah itu kebodohan?
Ketika seseorang memutuskan untuk setia pada orang yang bahkan kini sudah tidak memikirkannya lagi, bukankah itu namanya bodoh? Apalagi ketika orang yang ia tunggu, harapkan dan yakini kini (mungkin) sudah berlayar bersama kapal lain, menuju dermaga yang lain, menenggelamkanmu di tengah jalan.
Jika setia itu kebodohan maka aku adalah seseorang yang amat bodoh.
Aku sudah berusaha, berusaha untuk mengerti kemudian tidak menjadi seseorang yang bodoh lagi. Aku tidak menerka-nerka satu cerita lagi dan aku meminimalisasi harapanku tentang dia.
Yah.. hanya Tuhan dan aku yang tahu
Apakah aku masih menjaga perasaan itu di bawah kata kesetiaan yang aku simpan
Apakah aku masih setia menunggu awan-awan di langit biru itu menjemputku untuk terbang seperti dulu dan apakah aku masih setia menunggu potongan langitku yang hilang.
I finally understood what true love meant.. love meant that you care for another person's happiness more than your own, no matter how painful the choices you face might be
and if it's mean to be, it will be
Jaga kupu-kupunya ya, jangan dipatahin sayapnya apalagi diinjek... Kalau kita jodoh, kita bakal ketemu lagi kok, dear... ^^
Kalau kesetiaan itu kebodohan, berarti aku percaya dan melakukan kebodohan, sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar