Jumat, 26 November 2010

Sebuah Surat untuk Dokter dan Mahasiswa Kedokteran

Repost from Ayumoody's blog

Rekan sejawat yang terhormat,
Jika Anda ingin menjadi dokter untuk bisa kaya raya, maka segeralah kemasi barang-barang Anda.
Mungkin fakultas ekonomi lebih tepat untuk mendidik anda menjadi businessman bergelimang rupiah
Daripada Anda harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan, maka silahkan kembali ke Mesir ribuan tahun yang lalu dan jadilah fir’aun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar Anda hanya agar Anda terkesan paling berharga.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua, mungkin lebih baik Anda mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan para wanita. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih necis, sementara Anda alpa dari makna dokter yang sesungguhnya.

Dokter tidak diciptakan untuk itu, kawan.

Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terihat tampan dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk. Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika kita tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat kita terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien kita.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, “jangan menangis lagi, pak, Insya Allah saya bantu pembayarannya.”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta kita mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”dik, mau diceritain dongeng nggak sama oom dokter?”

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum kita mantap berkata, “maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita cari. Tapi ridha Allah lah yang senantiasa kita perjuangkan.

Yah, memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi perlu ada…

NB :

Ini bukan provokasi untuk menjadi dokter miskin, bukan juga mengatakan bahwa dokter tidak perlu penghormatan atau hal-hal duniawi lainnya. Tulisan ini hanya sekadar sebuah nasihat untuk diri sendiri dan rekan sejawat semua untuk meluruskan kembali niat kita dalam menjadi seorang dokter. Karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Silakan menjadi kaya, silakan menjadi terhormat, asal jangan itu yang menjadi tujuan kita. Dokter terlalu rendah jika diniatkan hanya untuk keuntungan duniawi semata. Mungkin akan sangat susah untuk menggenggam erat idealisme ini nantinya. Namun saya yakin, jika ada kemauan yang kuat dan niat yang tepat, idealisme ini akan terbawa sampai mati. Walaupun harus sendirian dalam memperjuangkannya, walaupun banyak yang mencemooh dan merendahkan. Saya yakin, Allah tidak akan pernah salah menilai setiap usaha dan perjuangan hamba-hamba-Nya. Tidak akan pernah.
***

Minggu, 21 November 2010

Detik-detik titik.

aku bukan titik di antara detik-detik
aku titik di antara detik yang sepi
aku bukan titik di antara detik-detik yang sesak
aku titik di detik-detik yang juga kesepian

sama saja sejak kemarin
detik-detik sekelilingku tetap sepi
detik-detik di atmosfer yang membalutiku tetap kesepian

sama..
sama seperti titik-titik di pikiranku
sama seperti titik-titik rumit yang tetap kosong

bukan koma, tapi titik
titik yang kumau tidak kosong, tidak sepi seperti alur detik itu

tapi mana?mana pengisi titik-titik hampa itu?
mana pengisi detik-detik kesepian itu?
belum muncul? belum sampai?
mana sayapnya? belum terlihat?
padahal titik dan detik itu menunggu, secara sinkron, secara sunyi, dengan caranya sendiri

semua pertanyaan yang muncul itu
kujawab diam
seperti detik dan titik itu, tetap diam
dan menunggu.

02.19
Restu Annisa S.

Image and video hosting by TinyPic

*Ini bukan puisi, ini curhatan galau. Kalau anda peka, anda akan mengerti makna tersiratnya -_-

Selasa, 16 November 2010

Gebetan gue pas SMP kaya gunung es

Kemaren, gue iseng search temen-temen lama gue yang di bandung di fb, sebenernya yang udah pren-prenan sama gue juga banyak..tapi gue penasaran pengen liat yang lainnya juga ada ga yaaa fbnya gitu loh. Ga banyak sih yang gue temuin *apa jangan-jangan namanya pada ajaib lagi biar gahol? hmm bisa jadi*
Hhhhhhhhhhhh *tarik napas* teruuuus gue inget sama gebetan gue pas SMP (waktu itu pernah gue ceritain di postingan gue yang INI klik kalo mau baca, baca dulu aja biar nyambung) gue coba tuh search namanya dan JENGJENG.... ADA MEEEN, 5 mutual friends. Gue hampir aja ngakak guling-guling ngeliat fotonya.. BEDA BANGET SUMPAH! MySpace

Kalo sekarang wajahnya lebih tirus, lebih cool, dan ya ampun fotonya ga ada ekspresi apa emang dia menganut paham nanarisme? eh tapi dia manis loh meskipun fotonya kaya ekspresi pas mau difoto buat ktp hehe pislopengaul.
Guess what? Gue ngerasa sekarang wajahnya jadi mirip ariel peterpan, serius deh MySpace

Gue yang tadinya shock nemuin fb dia langsung sadar kembali dan memutuskan untuk nge-add dia. Besoknya gue diconfirm..

cats3

Tapi awalnya gue rasa dia lupa deh sama gue, abis cuek bebek angsa itik begitu..ckck
Ya udah gue coba nulis di wall dia 'Hoi, masih inget ga sama saya? :D'
sengaja gue milih penggunaan kata 'saya' soalnya kan di Bandung jarang ngomong 'gue elo' dan kalo gue ngomong 'aku kamu' ntar disangka sok deket lagi -__- jadi mending 'saya anda' aja sekalian hahah.

Abis itu dia bales sih.tapi ya ampun itu orang, ternyata masih kaya dulu. Tiis!
Nih, liat aja percakapan gue sama dia: (klik fotonya buat memperbesar *zoom)



cats5

See? Bener-bener kan tu orang, lempeng beneeeeeeeeeeeeeerrrrrrr ga ada basa-basinya gitu..gimana kek, namanya juga nemuin temen SMP, minimal tanya balik kabarnya gimana? sekarang nyangkut dimana? ini mah... dinginnya, brrrrrr~ MySpace

Seolah-olah percakapan tadi tuh guenya yang cerewet, guenya yang wawancara dan dianya narasumber, ga ada timbal baliknya. Jadi kurang lebih kaya begini:
"Inget saya?"
"Inget"
"Apa kabar?"
"Baik"
"Lanjutin kemana?"
"Ke ..."
-SELESAI, TAMAT, THE END, FIN, BYE BYE, GUBRAK- MySpace

Padahal kan bisa kaya begini:
"Inget saya?"
"Inget"
"Apa kabar?"
"Baik, lo gimana?"
"Baik juga, lanjutin kemana?"
"Ke ... lo?"
-dst.. nah kan kalo kaya begitu enak ngobrolnya

Bisa diliat sendiri kan tadi di percakapan gue sama dia, gue bilang 'ternyataaa..masih kaya gunung es :p'
itu gue udah geregetan, buset dah lempeng bgt . Eh terus jawabannya makin simple: 'maksudnya?'
...
....
......

Allahuakbar bener-bener ni anak..jangan-jangan dia emang lahir di kutub utara?? Gue jadi berasa dicuekin MySpace

Entah dia itu pemalu, pendiam atau penganut prinsip SINGKAT, padat, jelas..ga ngerti juga deh gue, yang jelas dia masih kaya dulu. Pas SMP juga gue sama temen-temen manggil dia 'iceberg'. Gue jadi inget dulu gue pernah duduk semeja sama dia pas ulangan bahasa Inggris dan selama duduk semeja itu ka-kata yang dia lontarkan cuma: 'Punya penghapus?'
HUAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHH GEREGETAN SENDIRI GUE WAKTU ITU SAMA SI GUNUNG ES INI MySpace

dan ternyata... sekarang sifat dan perilakunya masih sama..haha

Yah sudahlah, mau digimanain lagi? Sifat orang kan beda-beda..ada yang kaya gunung es ada yang kaya gunung berapi, ada juga yang kalem kaya gunug tangkuban perahu (maksud lo?)
Mungkin dia akan tetap menjadi gunung es, yang dingin dan memilki tingkat kepekaan yang kecil. Brrr~
Kayanya kalo gue ke Bandung dan gue ketemu dia, beneran nih gue mesti bawa air panas terus gue siramin ke dia biar dia mencair dikit. Ckck..

Good night iceberg boy.. all the best wishes for you, wherever you are.

you've included in my colorful life in junior high school

be warm. cheers. MySpace

Rabu, 10 November 2010

Terlalu banyak hal kecil yang kita (gue) sepelekan

Guess what?
These days I lecture began at four o'clock in the afternoon...huaaa malasnya, MySpace pengen di rumah aja. Andai UNJ itu deket dari rumah gue *mata melas bersinar-sinar kaya Nobita minta dipinjemin pensil komputer sama Doraemon* MySpace

Ehem, hari ini...... HARI PAHLAWAN!! *prokprokprok*
Di hari pahlawan ini gue jadi mikir, apa sih yang udah kita perbuat sebagai anak bangsa buat ngelanjutin perjuangan para pahlawan kita?
Ngga, ngga harus bela-belain ziarah ke TMP Kalibata atau berdeklamasi di Bunderan HI.

Kemaren gue baru aja dengerin musikalisasi puisi Karawang Bekasi karya Chairil Anwar dan demi apapun gue merinding dengernya. Emang bener, perjuangan para pahlawan kita itu ga main-main, ga sembarangan. Gue jadi mikir, banyak dari kita (termasuk gue sendiri) yang ngelupain dengan gampang jasa-jasa para pahlawan kita *asik daaaaaah, tumben ngomongnya bener?*
Kita ini generasi penerus bangsa, kalo kita ngga bergerak, siapa lagi? Merdeka saudara-saudara! MySpace

Banyak hal kecil di dunia, di negara kita, di pulau yang kita tinggali, di kota yang udaranya kita hirup setiap hari yang luput dari perhatian kita, hal sepele yang sebenarnya penting.
Contohnya seperti ini:

Image and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPic


Liat? Anak kecil seharusnya duduk di bangku sekolah dan belajar di pagi hari, bukannya bawa kecrekan dan nyanyi di metromini atau ngelamun di tiang halte. Bukan itu yang seharusnya mereka lakukan, bukan itu tempat mereka. Mereka masih terlalu kecil buat nyari uang sendiri, dan di saat anak-anak itu susah payah ngamen atau ngemis di jalanan sambil telanjang kaki, yang seharusnya memperhatikan mereka malah sibuk pelesir ke luar negeri (u know what I mean). Gue sedih liat mereka,tapi gue juga ga bisa ngelakuin apa-apa saat ini selain ngasih mereka uang kecil malah kadang-kadang ga ngasih gara-gara ga punya duit kecil :(
Gue juga mikir, kalo gue jadi guru nanti gue pengen bikin sekolah khusus buat mereka. Mereka inilah yang nanti bakal ngelanjutin perjuangan, dan apa jadinya mereka kalau dari kecil udah harus luntang-lantung di jalan dan bukannya mendapat pendidikan yang layak?

Ini contoh yang lain:

Image and video hosting by TinyPic

Menurut gue, tukang sapu ini juga pahlawan. Pahlawan ga bertanda yang sering sekali, ga dipedulikan, gajinya juga ga seberapa tapi orang-orang berseragam oranye inilah yang berupaya bikin kota bersih dari sampah. Sampah kita. Pernah ga kita mikirin tentang bapak tukang sapu ini?

Banyak, banyak sekali yang seharusnya kita pedulikan, soal nasib anak-anak itu dan hal-hal lain lagi yang sering kita lewatkan lainnya.
Apa yang bisa kita lakuin? Simple, tekun buat raih cita-cita dan dengan cita-cita yang kita raih, kita lakukan yang terbaik untuk negara.
Buat sekarang sih, lakuin aja hal positif di kehidupan kita, hal sekecil apapun untuk niat yang baik adalah awal untuk kita menjadi pahlawan bangsa MySpace

keep spirit! MySpace


10-11-10

Minggu, 07 November 2010

Music is the part of my mood booster's list

Image and video hosting by TinyPic

When I'm sad, I shove in my headphones and just ignore the world. -via tumblr
(image: taken by me)