Berkatalah ia pada pemilik toko
"Kaca milik saya pecah, bisakah anda memperbaikinya?"
Si pemilik toko mengerutkan keningnya, ia tidak pernah mendapat permintaan seperti ini sebelumnya dari pembeli-pembelinya.
"Boleh saya tahu bagian mana dari kaca anda yang bisa saya perbaiki?" Tanya pemilik kaca itu perlahan,
Wanita itu mengangguk lalu mengeluarkan cermin/kaca kecil berwarna merah muda dari tasnya yang berwarna biru. Kaca itu memang pecah, retak di berbagai sisi, tapi belum benar-benar pecah fatal.
"Kaca ini sudah menjadi bagian dari hari-hari saya, tidak bisakah anda memperbaikinya?" Wanita itu kembali bersuara
"Apa yang anda lakukan terhadap kaca ini kalau saya boleh tahu? Anda membantingnya?"
Wanita itu terdiam sejenak
"Tidak, tapi saya tidak sengaja menjatuhkannya ketika saya emosi"
Pemilik toko mengangguk-angguk,
"Kaca yang pecah tidak bisa kembali seperti semula, sama seperti hati manusia"ujarnya lalu tersenyum, wanita itu hanya bisa menunduk dan menyadari kalau ini sudah terlambat, dia berbalik hendak pergi dari situ.
Si pemilik toko itu menahannya "Apakah kamu tahu nona?
Kaca yang pecah memang tidak bisa dikembalikan sempurna tapi kenapa kita tidak mencoba menyusunnya kembali dari pecahan-pecahannya menjadi mozaik? Yang terpenting bingkai kaca itu belum hilang, tidak ada yang tidak yang tidak mungkin kalau kita mau melakukannya"
Wanita itu tertawa "
Mozaikpun tidak apa, karena bagiku kaca itu tetap kaca dan aku harap dia masih mau aku susun kembali"
Hei kita tetep temen kan?
Posisi gue belom bener-bener dibuang kan? ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar