Selasa, 09 Juli 2013

Geeky Alien



Dosen gue pernah bilang, seseorang yang introvert tidak akan pernah mengakui kalo dia introvert, sama halnya seseorang yang memang cantik hatinya tidak akan mengaku dia cantik hatinya. Tapi untuk geek ini berbeda, gue merasa kalo gue emang bener-bener geek, alien dari planet yang berbeda yang sulit bergaul, dan gue sering menyebut diri gue sendiri sebagai manusia langit. 

Untuk hal ini, gue ga sembarangan mendeklarasikan kalo gue adalah seorang geek. Temen gue dari SD sampe sekarang kuliah selalu sependapat kalo gue itu aneh, sulit bergaul, sulit akrab sama orang baru, selalu ngumpet di belakang panggung, lebih suka nulis untuk mengungkapkan pemikiran daripada ngomong langsung, ngga suka keramaian, ngga suka jadi pusat perhatian, bisa melahap banyak buku dalam sehari, dan lebih suka mendekam di dalam kamar atau perpustakaan daripada ikut hal-hal yang menantang di luar sana, selera musiknya aneh dan suka ngelamunin langit sendirian. Gue bisa menjadi sahabat yang menyenangkan, kalo saatnya bertingkah aneh, gue bisa sangat aneh, kalo dalam masa monster, gue bisa terlihat amat sinis dan menyeramkan.

Gue emang ngga pake kacamata atau bergaya culun seperti gambaran geeky person di drama dan film, tapi sifat-sifat gue itulah yang menunjukkan kalo gue adalah geek. Gue sering merasa hanya beberapa orang yang bisa memahami gue, yah, siapa sih yang ngerti sama jalan pikirannya alien? 

Yep, I know I’m weird. I declare myself as Geeky Alien

Mari kita cek dari ciri-ciri geek berikut:

Often Forgotten

Geeky people don’t really enjoy socializing (kecuali di internet). Akibatnya jarang ada yang “ngeh” sama keberadaan mereka. Pengen masuk geng eksis, hmmm... kayanya ngga nyambung ya sama personelnya.

 
See? Begitulah gue. Gue tidak pernah termasuk dalam geng eksis sejak gue mengenal geng-gengan SMP dulu, hanya geng biasa-biasa aja. Begitu juga di kehidupan kampus sekarang. Gue justru merasa risih kalo berada di antara mereka (geng eksis), rasanya mau kabur aja -__-. Mau coba mengakrabkan diri kaya gimana juga susah, gimana dong?

No Love Life?
Saking sibuknya mikirin dan ngabisin waktu untuk hal tertentu, geeky girls suka lupa sama penampilan. Ditambah lagi mereka cenderung canggung kalo deket-deket cowok.

 
-____- Lupa banget sama penampilan sih ngga ya, gue tetep dandan sebagaimana cewek tapi ya gitu, biasa-biasa aja,  begitu juga dengan gaya gue sehari-hari. Outfit kebangsaan gue yang ternyaman buat ke kampus itu cukup kaos + cardigan + jeans dan atasan yang lucu-lucu atau manis tapi ga centil, yang disebut sama temen-temen gue adalah ‘gayanya si nisa’ yang berpita atau berenda. Gue juga bukan cewek yang bakalan heboh kalo ketinggalan make up case-nya yang terdiri dari maskara, eyeliner, blush on, kuas etc dan meributkan pemakaian benda-benda tersebut. Dari semester 1 sampe sekarang semester 6 make up yang gue pake masih amat sederhana, mungkin udah kalah ama anak-anak SMA. 

Apalagi ngeliat cewek-cewek yang doyan banget belanja tas mahal, sepatu berpasang-pasang, matanya bersinar liat tulisan diskon, gue heran. Apa guenya yang ga normal ya? Gue malah ga tertarik, mending kalo gue punya uang, dibeliin buku-buku deh. Yeps, mata gue bersinar terang benderang liat tulisan diskon di Gramed, bukan di Matahari.

Out of Place
Karena punya excess knowledge tentang sesuatu. Pas topiknya lagi dibahas, si geeky bakal menjelaskan panjang lebar sampai ke hal teknis yang membingungkan. Orang-orang sekitar cuma bisa bengong dan pengen buru-buru kabur.

 
Tanya adik gue, sepupu gue dan temen-temen gue gimana reaksi gue kalo lagi ngomongin hal yang emang gue suka, bisa panjang lebar urusannya.

Less Expressive
Tertutup dan suka menyembunyikan perasaannya, bikin geeks rentan stress. Untungnya, mereka cenderung smart dan bisa mengatasi masalah sendiri.


True. Gue adalah seorang overthinker yang suka mikir berlebihan sampe akhirnya stress sendiri, tapi gue jarang menceritakan semua masalah-masalah gue sama orang lain kecuali emang gue merasa butuh banget untuk didengarkan.


Live By Their Own Rule
Mereka punya rule sendiri dalam bersikap dan menjalani rutinitas. Ngga perlu ngerasain tekanan untuk nongkrong di tempat yang lagi hip, apalagi ngerokok biar keliatan cool. They have their own standard.


Nongkrong di tempat yang lagi hip? Cuma sekali, itu juga diajakin sepupu. Tempat nongkrong yang ramai justru ga nyaman. Kalo di kampuspun lagi mau ngomongin sesuatu atau curhat sama temen, bukannya ngobrol sambil ngopi-ngopi di cafe kaya mahasiswa-mahasiswa zaman sekarang, gue lebih suka di perpus, lagian minuman cafe mahal, ga kuat + I don’t like coffee :p.

The Specialist
Bidang apapun yang dipilih seorang geek, dia ngga akan tanggung-tanggung menguliknya.


Teaching is my passion~ and hey, I love literature since I’m in 2th grade elementary school.

Crazy Concept Maker
When one geek meets another geek, sebuah ide atau proyek besar biasanya tercipta. Ini karena mereka suka membahas sebuah topik secara mendalam dari sudut pandang yang unik.
 

Temen-temen gue sering bilang kalo khayalan gue kadang suka lebay, gue juga terlalu sering menggunakan imajinasi gue bahkan saat dalam situasi serius sekalipun. Imagination is my wings :p Saat gue punya konsep baru yang terlahir dari imajinasi gue, biasanya gue mendiskusikannya sama Mair yang suka berimajinasi di atas rata-rata juga dan hasilnya kita bisa ngakak-ngakak sampe lewat tengah malem.

Gue suka punya perspektif yang berbeda dari orang-orang lain, misalnya gue ga suka dan ga mau nonton film-film yang menurut mereka seru banget kaya Fast and Furious, Transformer, Batman, Superman etc etc. Yep, gue emang ga suka, bagi gue semuanya itu ga seru (-_-)v

Living in A Playland
Baru beli komik sekardus, setumpuk buku, DVD sepuluh keping,cukup membuat seorang geek merasa hidup di dunia bermain.


100% TRUEEEEE!!!!!!!!!!!! Duh setumpuk buku_buku? novel? komik? Itu sih hadiah-hadiah super menyenangkan, ditambah lagi episode-episode baru Running Man, Drama Korea dan Anime-anime. Kyaaaaa >_______<





Nah itu dia ciri-ciri geek yang gue kutip dari majalah Gogirl (edisi 63) yang kemudian gue bandingkan dengan diri dan kehidupan gue. Ternyata gue emang beneran geek ya, udah gitu aneh kaya alien dari planet lain yang suka bermimpi ke bulan dan melayang di Milkyway. Yeps, I’m truly GeekyAlien hahaha.


Am I weird? So?


This is my life, anyway ^^

PS: Salam untuk para geekyalien yang lain.

Minggu, 07 Juli 2013

There's Something About Falling In Love

Jatuh cinta, perasaan alami yang dirasakan hampir seluruh populasi di muka bumi ini. Perasaan yang populer, dibicarakan tak habis-habis. Dari dua kata itu aja bisa banyak filosofi bermunculan. Jatuh dan Cinta.
 
Apa yang spesial dari jatuh cinta? Selain perasaan seperti tumbuh berbagai macam bunga di sekitar lo atau seketika tidur di tengah-tengah padang bunga aneka warna, berasa kaya ada kupu-kupu yang beterbangan di perut (Butterflies in My Tummy – Mocca) atau malah kaya ada ulet uget-ugetan dengan sukacita di dalam perut. Selain perasaan kaya terbang ke langit, tidur di atas awan sambil makan permen kapas, semua makanan berasa jadi manis, ga sabar buat mimpi dan ngarep pemeran utama di mimpi adalah si doi, ga sabar liat sinar matahari karena bisa ketemu lagi, menanti-nanti ponsel bergetar dengan deg-degan, liat sosoknya atau denger suaranya aja udah cukup bikin jantung berkecepatan seperti kereta api express.

Gitu kan perumpaannya?


Post ini, gue bukan bermenye-menye ngebahas cinta-cintaan kaya abege yang baru ditembak. Gue cuma pengen berbagi pemikiran. Anggaplah sekarang gue lagi duduk di kursi sebuah cafe dengan secangkir coklat panas di meja gue, di sekeliling banyak orang yang lagi jatuh cinta dan gue sedang duduk sambil memperhatikan mereka lalu mengutarakan apa yang gue pikirkan disini.


 
Aaah.. jatuh cinta. Perasaan menakjubkan. Sampe sekarang gue merasa ada sesuatu di dalam perasaan jatuh cinta, sesuatu yang ga bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Sesuatu yang bikin Romeo dan Juliet mati bersama, sesuatu yang bikin Alladin dan Jasmine mengelilingi dunia pake permadani terbang, sesuatu yang bikin Harry Potter selamat dari serangan Voldemort, sesuatu yang bikin Shinichi bersusah payah nyembunyiin identitasnya dari Ran, sesuatu yang bikin Kugy dan Keenan bersatu lagi, sesuatu yang bikin Killua selalu berusaha melindungi Alluka, sesuatu yang bikin Sapardi Djoko Damono bisa nulis puisi seindah “Aku Ingin Mencintaimu dengan Sederhana”, sesuatu yang bikin kamu melihat langit malam yang berbeda dari biasanya dengan bulan dan bintang yang terang benderang (kaya dibilang Shamaldas Chanchad di 3 Idiots), dan sesuatu yang secara magis bisa bikin merasa bahagia sebahagia-bahagianya atau malah bikin sedih sesedih-sedihnya sampe bukan hanya hati kamu yang sakit, mata kamu dan air yang dikeluarkannya juga.



Theres something about falling in love, rite?

Menurut gue juga, jatuh cinta bisa bikin orang yang merasakannya berubah jadi bukan dia. Jadi pribadi yang berbeda. Itu yang gue lihat dari orang-orang sekitar gue. Mungkin saat gue merasakan jatuh cinta dulu, gue juga terlihat berbeda di mata mereka dan gue ga menyadarinya. 

Apa yang gue lihat dari orang-orang sekitar gue yang tengah jatuh cinta adalah perubahan mereka yang amat signifikan.

Awalnya seseorang ga pernah peduli sama berbagai macam kosmetik but now, that things is the most important on her list. Dia mengubah gaya pakaiannya yang biasanya simple menjadi lebih cewek dan lebih ribet (=cewe ribet), dia ga peduli dengan favorite things yang dulu sangat dia gilai.

Begitu juga dengan kebanyakan temen gue. Orang-orang di sekitar gue hampir sama. Setiap harinya dihabiskan dengan pacarnya, kalo lagi ga ketemu? time to chatting all day long. Sampai-sampai gue merindukan saat-saat kami kumpul bareng tanpa sibuk dengan ponselnya masing-masing. Oh please, haruskah pacarmu itu tahu apapun yang kamu lakukan tiap semenit sekali? Knock knooock, he’s not your husband yet.

Mereka jarang punya quality time lagi dengan teman-teman mereka, mereka lupa janji dan hal-hal gila yang tadinya mau mereka lakukan bersama teman-teman mereka. 

Dari apa yang gue perhatikan, jatuh cinta juga membuat sifat mereka menjadi lain daripada biasanya, mereka menjadi lebih melankolis, penuh rahasia, suka meng-update berbagai hal kecil tentang ia dan pacarnya dan sebagian kecil teman gue sering berbohong untuk pacarnya.

It is real you’re falling in love? Not crazy in love?


Kenapa harus mengubah kepribadian di depan orang yang kamu cintai dan mencintai kamu? Kenapa harus membuat orang di sekitar merasa kehilangan kamu yang dulu? Kenapa harus menciptakan dunia sendiri yang hanya dihuni dua orang: kamu dan pacarmu?
Perubahan positif itu bagus, tapi kalo negatif? Sampai kamu mengorbankan banyak hal?

Melihat sekian banyak orang yang gue kenal yang sekarang menurut gue telah berubah karena jatuh cinta. Gue merasa seperti tertinggal jauh dan hanya mengamati... sampai yang bisa gue lihat hanya bayangan mereka.
Sedih? Memang. Seolah gue ga berhak untuk merasakan itu.
Bukannya mau sok mirip-mirip Summer di awal film 500 Days of Summer yang bilang:
"I like being on my own, cause relationship are messy and people's feelings get hurt" - Summer
Ngga gitu. Gue tetap manusia normal yang alaminya juga merasakan jatuh cinta.

Terakhir kali gue jatuh cinta rasanya udah lama sekali.. tepatnya dua tahun yang lalu, gue merasakan berbagai euforia yang tadi gue sebutkan di awal post, menyenangkan. Tapi pada akhirnya gue merasakan hal yang sangat berlawanan dengan perasaan jatuh cinta. Apalagi kalau bukan perasaan ditinggalkan? Keduanya terjadi dalam rentang waktu yang sebentar. Kaya langit lagi cerah terus tiba-tiba ada petir dan hujan menyeramkan, kaya musim panas yang tiba-tiba dicengkram musim dingin, kaya diajarin terbang terus dipatahin sayapnya. Cukup membuat gue merasakan ‘mending sakit gigi daripada sakit hati’, cukup bikin gue sampe ngepost The Reason’ yang menyedihkan itu beberapa waktu lalu.


Itu cukup membuat hidup gue berubah, kata temen-temen gue, gue jadi menutup diri sama orang baru. Berkali-kali mereka nyomblang-nyomblangin gue dengan orang-orang lain yang semuanya bagi gue kaya angin lewat aja. Gue takut, gue takut hal yang sama terulang, gue bener-bener ga suka perubahan tiba-tiba jadi musim dingin seperti waktu itu. 



Selanjutnya saat gue baru mau mencoba, hal yang sama terjadi lagi. Bikin gue semakin bertekad untuk membiarkan semuanya mengalir, let it flow~ let it flow~



Tapi sekarang, setelah sekian lama hanya menjadi pengamat.. Gue jadi kembali ingin merasakan perasaan itu lagi. Perasaan yang rasanya telah lama menguap hilang meninggalkan ruang kosong. Gue kangen masa-masa itu, saat gue bisa senyum-senyum sendirian ngeliatin layar ntbook ataupun layar hp, saat-saat gue bisa senyum lebar selebar perutnya Genta hanya karena ngebayangin senyum seseorang, saat-saat membaca dan membalas dm/mention twitter adalah saat-saat yang istimewa, saat meng-capture conversation dan tweet-tweetnya menjadi kegiatan yang penting, dan saat-saat jantung gue berkecepatan di atas rata-rata hanya karena sepatah dua patah kata.

Sudah lama berbagai perasaan itu hilang dari diri gue.

Gue pengen merasakan itu lagi. Apa ini berarti waktu telah selesai menyembuhkan? Entahlah, bisa iya, bisa tidak.. yang jelas gue hanya ingin merasakannya lagi. Karena jatuh cinta itu... indah. Semua yang pernah merasakannya pasti setuju, bukan cuma karena kata Kahlil Gibran cinta itu indah, tapi memang indah.


Give me love like never before
Cause lately I've been craving more
And it's been a while but I still feel the same 
(Give Me Love - Ed Sheeran)
 


Oh, btw coklat panas gue udah hampir mendingin. Bye. 




 

nowplaying, I Write Summer Song for No Reason - Acid King House

You know I write summer songs for no reason
But to make you smile when you feel down
To take away the deepest frown
You know I write summer songs for no reason
But to take your mind of worldly things
To make you know what summer makes me think


Jumat, 05 Juli 2013

Seputar Semester 6

Chaos. Mungkin kata itu yang tepat menggambarkan semester 6 ini. Chaos yang ada di otak gue ilustrasinya adalah sosok gue yang lari-lari kesana kemari, keluar masuk potokopian dan tempat print, bolak-balik perpus sampe rasanya pengen mendirikan tenda aja di setiap perpus biar ga usah pulang ke kost, kertas-kertas bertebaran, kurang tidur, dan untuk pertama kalinya ngerjain tugas kuliah sampe berasa pengen muntah secara harfiah. Ngga, gue ga lebay. Gue serius.


Memasuki tahap Mahasiswa Hampir Tingkat Akhir, jelas tantangannya lebih banyak, perjuangannya lebih berat dan gue mengalami hari-hari penuh deadline yang lebih menguras daripada semester-semester sebelumnya. Menguras otak? Pasti. Menguras uang? Sangaaat!!! -_- Gue tahu, ga seharusnya gue mengeluh, ga baik. Tapi kalo berbagi cerita boleh kan? *ngeles aja lo nis, kaya mobil kancil*


Mata kuliah semester ini antara lain Sepersi, IBM, Microteaching, Analisis Kesalahan Bahasa, Psikolinguistik, Sosiolinguistik, Kritik Sastra, Kajian Sastra Bandingan, dan KKL

Mulai dari mana ya ceritanya? Ok, mulai dari pengalaman pertama gue peerteaching dan microteaching. 


Kedua praktek ini ada di dua mata kuliah, mata kuliah IBM dan Microteaching, judulnya aja udah ada ‘teaching’nya, jelas kuliahnya ya praktek ngajar terus. Setelah semester-semester sebelumnya kita-kita sudah dibekali telaah kurikulum, perencanaan pengajaran yang kerjaannya bikin silabus dan RPP, dan evaluasi pengajaran buat kemampuan membuat soal dan menilai jawaban, semester ini saatnya mulai praktek mengajar dengan segala tekniknya untuk bekal semester depan PPL di sekolah.

Setelah awal kuliah diajarin tentang teori-teori dalam mengajar, masuklah tuh ke praktek. Praktek awal ini namanya peerteaching yang nilainya bakal jadi nilai UTS. Dalam peerteaching ini masing-masing dibagi satu Kompetensi Dasar dengan kelas yang berbeda-beda (misal gue kebagian SK KD kelas X Smt 2), bikin RPP dan metode, strategi serta media pembelajaran yang inovatif untuk kemudian ngajar di depan temen-temen kelas sendiri. Yeps, di depan anak-anak sekelas -,- Jadi kalo yang ngajar di depan kelas itu ceritanya lagi ngajar kelas VII, kitapun bertingkah seperti anak SMP sok unyu yang minta dijejelin kapur tulis, kalo jadi anak kelas XI, kita badung-badung sok gitu haha.

Nah, gue kebagian hari keempat. KD gue waktu itu membaca grafik dan tabel dengan membaca memindai. Rada susah sih dan buat murid pasti ngebosenin, jadi gue waktu itu putar otak buat bisa bikin media yang menarik dan strategi yang nyenengin. Pas majunya alhamdulillah lancar, kedua dosen pengampu juga suka sama media puzzle susunan kata yang gue bikin (asik, ga sia-sia gunting-gunting karton ampe tengah malem ^^) cuma masih banyak kesalahan pas kegiatan apersepsinya, pengantar buat memahami grafik dan tabel. 

Salah satu kesalahan gue adalah ternyata gue salah ketik di soal yang gue bagiin ke siswa! -____- Jadi kan gue bikin pertanyaan berdasarkan grafik kenaikan penduduk di kota-kota di Indonesia, salah satunya kota Mataram eh di pas di pilihan gandanya gue malah ngetik kota Matraman coba! Sloppy banget ga sih guee? *ngegelinding di eskalator gramed Matraman* Itu gue ga sadar sampe temen-temen sekelas pada ketawa baca soalnya. Zzzz. Ada apa dengan Matraman, Nisaaa? Ada toko buku favorit doang kan? Udah kan? Ga ada sesuatu yang lain kan? -_-

Itu peerteachingnya, kemudian ujian akhirnya adalah Microteaching, turun langsung ke sekolah. Gue kebagian praktek microteaching di SMA Pelita. Kali ini KD-nya: Menulis Notulen Rapat. Seneng sih ngajarnya, anak-anaknya seru tapi mereka terlalu rame dan gue ga bisa mengendalikannya, kalo kata Fanni yang ngerekamin dari belakang, gue itu ngga tegas pas nyuruh mereka pada diem.

Ujian akhir IBM adalah dengan mengungkapkan kekurangan dan kelebihan yang dilakukan saat microteaching. Jadi ya gue harus nonton video ngajar gue itu dari awal sampe akhir dengan seksama dan itu malu sendiri nontonnya -,-



Ini nih mata kuliah yang paling berasa semester ini. Sepersi alias Seminar Persiapan Skripsi. Mata kuliah ini bener-bener ga main-main. 


Sepersi ini mengharuskan mahasiswa untuk mulai menulis skripsi dari Bab I – III, lengkap dengan bimbingan dari Dosen Pembimbing. Tahapnya adalah sebagai berikut:

Mengajukan judul skripsi ke dosen pengampu Sepersi >> Kalau sudah diacc dosen pengampu, ajukan 2 Dosen Pembimbing (Materi dan Metodologi) >> Rapat tim dosen untuk nentuin apakah judul kita bisa lanjut dan biasanya dospemnya juga ditentuin lagi, bisa jadi ga sama dengan dospem yang kita ajukan >> Pengumuman ACC Judul resmi beserta dospem ditempel di mading >>Mulai bimbingan dengan dospem dan nyusun BAB I –III dengan tanda tangan Dospem minimal >> Sidang Sepersi dengan dosen penguji.

Tahap-tahap tersebut emang ga segampang pas dibaca, jelas kerasa banget gimana berjuangnya melewati tahap demi tahap, mulai dari penolakan judul-judul yang diajukan dan dilema saat dospem yang ditentukan beda dengan yang kita ajukan dan saat loncat-loncat kesana kemari mengejar dospem untuk bimbingan, ngubek-ngubek perpus-perpus nyari buku referensi dan sebagainya.

Alhamdulillah sih kedua dospem yang gue ajukan ga berubah, tetep sama. Keduanya sama-sama disiplin soal waktu dan biasanya bisa menerima mahasiswa bimbingan tuh pagi-pagi jadi selama berhari-hari gue sering keliatan udah duduk di pendopo dari jam 7 kurang sambil ketak-ketik, bahkan pintu jurusanpun belom dibuka gue udah ngejogrok.

Setelah bimbingan, kertas dicoret-coret, revisi and revisi again, gue terima dengan senang hati. Namanya juga proses kan ya ^^



Setelah segala chaos, kertas-kertas bertebaran, mondar-mandir perpus – tempat potokopi dengan wajah kusut ampe ada temen manggilin gue, gue ga nengok, akhirnya tibalah pemberkasan lalu sidang sepersi. Sehari sebelumnya ditempel jadwal sidang beserta dosen penguji masing-masing. Ternyata gue barengan sama Mair di ruang Q105. You know what? Di kelompok sidang ruang Q105, gue urutan pertama. Kenapa ya? Pas sidang MPPBI semester kemaren juga gue giliran pertama ‘-‘


Setelah itu revisi lagi dan berakhir sudahlah Sepersi yang selama berminggu-minggu telah menghantui mahasiswa-mahasiswi semester 6 JBSI ini. Kata dosen penguji gue pas sidang: Ini barulah awal, ini baru embrio dari skripsi anda. Teruslah belajar dan berjuang sampai mendapatkan yang terbaik.



Bisa dibilang, mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan ini adalah mata kuliah penghibur di antara mata kuliah lain. Ya iyalah, sekalian liburan bo, ke Bali sama ke Jogja. Sayangnya, angkatan gue ga ke Lombok juga (angkatan sebelumnya kesana, padahal pengen banget T_T)

Tapi tetep aja KKLnya ga tenang, karena dilaksanakannya pas beberapa minggu sebelum pemberkasan sepersi.

Sebenernya sih ga ada sesuatu yang amat mengesankan yang bisa gue ceritain, yah selain pantat pegel dan panas berjam-jam di bus, joget-joget seru di dalam bus selama nunggu kapal nyampe di pelabuhan, gue jatoh gara-gara kesandung di pelabuhan Gilimanuk, kebanjiran pas kunjungan ke Univ Udayana dan si Nunu Mega ilang di Joger -____-

Selanjutnya... ya gue ceritakan lewat poto aja ya. Kan pictures can speak a million words rite? ^^

Ceritanya mau motoin yang lagi pada bobo

Selca sama Nunu sang artis FTV
E-Class abis pada mandi di tempat istirahat


Waktu nyebrang pake kapal menuju Pulau Dewata~




Ciee pake jaket angkatan
Langit dan Laut~ Bahagianyaaaa
Ajegile gayanya Nunu



Day 1. Kunjungan ke Desa Panglipuran
Di Desa Panglipuran, nemuin tanaman yang buahnya lucu, menurut gue sih mirip Giraffe *teringat Lee Kwangsoo*














Siswa SMAN 1 Bangli
Kunjungan ke Universitas Udayana
Malemnya nonton pertunjukan Tari Kecak



Day 2, Garuda Wisnu Kencana




Tanjong Benoa, goes to Pulau Penyu
Penyu-penyunya besaar, Lucuuu ^^
Di antara temen-temen gue yang lain, gue yang pertama nyebur megang penyu. Maklum, makhluk laut kan sahabat Nisa
Ranger sahabat penyu!
Nah, disini nih tempat menghilangnya si Nunu ama Mega -,- Dasar, mereka kalo belanja suka khilaf
Prom Nite di hotel
E-Class perform, puisi berantai


Cieee E-Class, kaya poto buku tahunan ala-ala anak SMA








Baliii~ nanti kami kembali lagiii~





Di Jogja ga poto-poto karena sibuk jalan dari ujung ke ujung Malioboro hehe. Jadi inget Barefoot Friends yang pada mission ke Jogja termasuk ke Malioboro, itu pas banget gue lagi ke Bali, coba kalo pas gue ke Jogja juga, kan bisa ketemu Kang Hodong. Uee After School etc :O

Begitulah cerita semester 6, semester 7 diriku sudah mulai PPL di SMPN 139 Jakarta. Semangats! ^^